Welcome sobat! Terima kasih dah mampir di blogku. Kontribusi Anda berupa saran, kritik yang konstruktif sangat saya nantikan, karena saya masih belajar, belajar, dan belajar

3/11/2011

JELANG UN, CINTA MESTI DIPAUSE DULU

Jarang sekali ditemukan kisah sukses UN sembari menggembala cinta. So, what should you do?

Ujian nasional sudah di depan mata. Sejumlah sekolah gencar melakukan persiapan untuk meningkatkan prosentase kelulusan siswanya. Sebab UN adalah oertaruhan image sekolah. Para siswa pun demikian, kini mereka belajar demi satu melihat kata di daftar kelulusan, yaitu LULUS. Karena itu, segala cara dikerahkan; segala upaya di lakukan. Ada yang mengikuti bimbel, ada juga yang belajar sendiri. Bahkan, di beberapa ada yang melakukan istighatsah bersama, meminta pertolongan Allah.
UN dengan sekejap menjadi momok yang sangat menakutkan. Banyak siswa yang sudah kalah sebelum perang, tegang sebelum ujian. Apalagi kalo standar kelulusan tahun ini lebih tinggi dari tahun kemarin. Dan, tentu sistemnya juga lebih rumit, agar tidak ada lagi kecurangan dalam pelaksanaan UN.
Tetapi, segala usaha yang udah dipersiapkan bisa menguap begitu saja hanya karena satu hal, jatuh cinta. Dan itulah salah satu rintangan yang harus ditaklukan oeh para siswa. Dulu, ketika saya masih mengajar, dan mendapat tuga mengisi bimbel, diakhir pembelajaran selalu mengatakan kepada mereka, "Dilarang jatuh cinta ketika UN." "Untung saja mereka tidak ada yang melaporkan saya dengan tuduhan memperkosa hak asasi manusia.
Bukan tanpa alas an lho, saya melarang mereka. Sudah banyak korban cinta yang gagal ujian nasionalnya. Kegagalan itu bisa saja nilai yang seharusnya tinggi jadi rendah, seharusnya menjadi juara umum jadi tidak menjadi juara. Kegagalan bukan saja tidak lulus, tetapi gagal juga meraih prestasi maksimal.
Kekuatan cinta yang digambarkan para pujangga tidak akan berarti apa-apa ketika UN, malah sebaliknya, hanya akan membuat lemah si penggembala cintanya. Logikanya, bagaimana mau konsentrasi terhadap pelajaran jika yang pikiran dipenuhi oleh bayang-bayang sang pacar. Pelajaran enggan mau masuk ke otak. Mungkin malu. Atau entah apa sebabnya. Mungkin juga karena tidak mau berdesak-desakan dengan gambar si dia. Itu dalam proses belajar [baca: persiapan UN].
Ketika pelaksanaan UN, otak akan sudah mereproduksi hasil belajar. Karena setiap mau mengingat apa yang sudah dipelajari yang muncul adalah bayangan si dia, ketika mau mengingat rumus anu, yang terbayang senyum si dia, ketika mengingat konsep pencitraan dalam puisi, yang muncul pencitraan si dia; penglihatan, pendengaran, penciuman, semua tentang si dia. Duh, ribetnya.
Jika begitu, bagaimana solusinya? Saran saya, cinta harus dipause dulu. Jangan biarkan cinta terus menggebu. Jangan berikan kesempatan sedikitpun kepada bayangan si dia untuk muncul di arena fantasi. Kejamlah pada perasaan, jangan dimanjakan. Jika perasaan rindu, kangen, asmara ada pertanda akan membara, segera alihkan dengan rumus matematika, fisika, atau beberapa konsep dari pelajaran yang di UN-kan.
Samakan juga persepsi dengan kekasihmu. Ajak dia untuk sama-sama menekan tombol pause pada rasa cinta, kangen, de es be. Perlakukan perasaan dengan wajar, jangan dibumbui hal-hal lain. Anggap dia seperti teman yang lain. Dia juga harus sama-sama mengerti, caranya komunikasi. Komunikasikan dulu dengannya. Toh, kalau nanti berjodoh, cinta akan bertemu juga di hadapan mertua dan petugas KUA, ***

==================================
Catatan ini dibuat buat teman-teman belajar bahasa Indonesia saya yang sebentar lagi akan menghadapi UN. Keep struggle, brow…, "Doaku menyertaimu, semoga kalian sukses."

3/11/2011 8:40:33 PM

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | Macys Printable Coupons